Selasa, 29 Oktober 2013

ASUS Fonepad Tablet 7 Inci dengan Fungsi Telepon

               Perkembangan teknologi saat ini memang sangat pesat, berbagai macam alat komunikasi diciptakan seiring dengan berjalannya waktu. Saat ini banyak sekali para pencinta teknologi mengincar berbagai alat komunikasi yang cocok dan sesuai dengan selera mereka masing-masing. Entah itu produk lokal maupun luar, semua menjadi incaran konsumen. Salah satu alat komunikasi yang disukai masyarakat banyak biasanya tablet, dengan alasan layar yang cukup besar dibandingkan dengan handphone atau smartphone, bisa digunakan untuk membaca berita atau informasi dengan leluasa karena layar yang disediakan cukup besar, lebih enak dipakai main game, dan lain-lain. Semua alasan tersebut sebenarnya mengacu kepada layar, alasan mereka menggunakan tablet hanya karena tablet memiliki layar yang besar dibandingkan dengan handphone atau smartphone, tablet biasanya memiliki layar berukuran 7 inch, 8 inch, dan 10 inch.

              Meskipun tablet hanya mempunyai camera dengan pixel yang rendah dan konektivitas yang disediakan tablet terbatas tetapi konsumen lebih memilih tablet sebagai pelengkap, orang yang mempunyai tablet rata-rata mempunyai handphone juga untuk menelepon, sms, mengirim e-mail, memakai jejaring sosial seperti whats up, line, facebook, twitter, dan lain-lain. Kenapa begitu? karena kebanyakan tablet yang beredar di pasaran tidak bisa dipakai telepon, konektivitas yang disediakan tablet  hanya berupa WiFi (WiFi only no GSM or 3G). Di Indonesia jaringan wifi tidak seperti di luar negeri (belum begitu luas), oleh karena itu sebagian besar orang yang punya prinsip hemat dan tidak mau ribet, akan berpikir dua kali untuk membeli tablet. Namun tidak jarang orang-orang tersebut mencari informasi mengenai tablet yang multifungsi, atau dengan kata lain bisa dipakai untuk menelepon dan terhubung ke internet dengan mudah di mana saja tanpa harus mencari jaringan WiFi.

             Keadaan tersebut mendorong ASUS, sebagai pemimpin global di era digital untuk menghadirkan ASUS Fonepad, produk yang mampu memenuhi kebutuhan itu. ASUS menghadirkan sebuah tablet yang multifungsi, bisa digunakan untuk telepon dan terhubung ke jejaring sosial dengan mudah tanpa harus susah payah mencari area yang ada WiFi-nya. Tablet multifungsi itu biasa disebut sebagai phablet.  Berikut ini akan dijelaskan lebih detail lagi mengenai produk ASUS Fonead tersebut:



Pertama dengan Intel Lexington

ASUS Fonepad merupakan tablet 7 inci dengan fitur yang memungkinkan penggunanya menerima atau melakukan panggilan suara, mengirimkan SMS, ataupun MMS. Fitur ini membuat tablet Fonepad memiliki fungsi layaknya sebuah smartphone.

Dari sisi desain, tablet yang hadir dalam pilihan warna Titanium Gray atau Champagne Gold ini menggunakan casing berbahan metallic finish sehingga memperkuat kesan elegan pada ASUS Fonepad. Desainnya yang minimalis, rapi, tanpa mengumbar banyak port atau konektor pada sekeliling body-nya, hal itu terlihat pada penempatan slot MicroSD dan Micro SIM card yang ada di dalam penutup belakang, bagian atas Fonepad. Penempatan tersebut semakin menegaskan desain Fonepad yang secara keseluruhan menjadikan Fonefad sebagai tablet kelas premium.

Untuk memperkuat tablet, ASUS memilih prosesor Intel Atom Z2420 Lexington, yang merupakan prosesor berkecepatan 1,2GHz dan memiliki fitur HyperThreading. Pemilihan prosesor ini sekaligus membuat Fonepad menjadi tablet 7 inci pertama di dunia yang menggunakan prosesor tersebut. Dengan kecepatan 1,2GHz memungkinkan pengguna untuk melakukan koneksi ke jaringan internet dengan cepat.

Layar 7 inci yang digunakan Fonepad mendukung resolusi HD yakni 1280x800. Penggunaan panel IPS menjadikan tablet ini punya tampilan yang tetap tajam, warna cerah meski dilihat dari berbagai sudut, hingga 178 derajat. Di bagian depan, tersedia kamera 1,2MP dan kamera 3MP auto focus di bagian belakang dapat digunakan untuk merekam video beresolusi HD 720p. Dengan resolusi HD yang dimiliki Fonefad, pengguna dapat menonton video dan memainkan game dengan leluasa.

Untuk menyimpan data, tablet 10 finger multi-touch berbasis Android 4.1 Jelly Bean ini menyediakan penyimpanan 8 atau 32GB dan dapat diekspansi hingga 32GB lagi lewat slot MicroSD. Jika belum mencukupi, ASUS juga menyediakan online storage sebesar 5GB yang bisa digunakan secara cuma-cuma selamanya oleh pengguna.

Media penyimpanan berbasis cloud ini juga memiliki fitur Webstorage Office yang memungkinkan pengguna membuka, membuat, mengedit, atau melakukan sharing dokumen MS Word, Excel dan PowerPoint lewat Fonepad tanpa perlu menginstalasikan Microsoft Office.

Lalu, bagaimana dengan masa aktifnya? Dengan baterai sebesar 4270mAh, pengguna dapat memainkan video beresolusi HD 720p hingga 9,5 jam pada Fonepad. Jika pengguna perlu melakukan panggilan telepon di jaringan 3G, baterai tersebut mampu memasok daya hingga 31 jam.

Fonepad saat ini dipasarkan dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp2.999.000 untuk kapasitas 8GB dan Rp3.699.000 untuk kapasitas 32GB.

Untuk tampilan ASUS Fonefad bisa di lihat pada gambar di atas, atau untuk lebih jelasnya lagi berikut ini merupakan video demo dari ASUS Fonefad, silahkan disimak ^__^




http://www.asus.com/id/Static_WebPage/Fonepad_SEO_Contest/

Senin, 28 Oktober 2013

Data

Pengertian Data

a. Menurut O'Brien (2005) data merupakan fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih rincinya, data adalah  pengukuran objectif dari atribut (karakteristik) dan entitas (seperti manusia, barang, tempat dan kejadian).

b. Menurut Widayana (2005) data merupakan fakta-fakta mentah, antara lain berupa gambar, angka yang disajikan tanpa suatu konteks. 

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa  data merupakan sekumpulan fakta yang belum jelas kebenarannya, data yang masih mentah  dan belum berarti sehingga perlu di olah agar menjadi informasi yang berguna.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data bisa dibedakan dengan beberapa hal, seperti:
1. Berdasarkan Setting (Setting Alamiah, Labortorium dengan melalui eksperimen, di rumah dengan mewawancarai responden, seminar, dan lain-lain).
2. Berdasarkan sumber data (Sumber Primer : Sumber yang langsung memberikan data dan Sumber Sekunder : Sumber yang tidak langsung memberikan data).
3. Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data dibagi lagi menjadi: Observasi, Wawancara, Dokumentasi dan Triangulasi/Gabungan.


Angket/Kuisoner
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan.

Keuntungan dari teknik angket adalah:
#Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
#Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah.
#Angket tidak terlalu menggangu respoden karena pengisiannya ditentukan oleh respoden sendiri sesuai dengan kesedian waktunya.

Kerugian teknik angket:
#Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatuf rendah.
#Angket tidak dapat digunkan untuk respoden yang kurang bisa membaca dan menulis.
#Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
#Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.
b. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan.

Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-pertanyaan untuk instrumen penelitian, yaitu:
a. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.
b. Hindari pertanyaan atau pernyataan ganda.
c. Responden harus mampu menjawab. Agar jawaban dapat dipercaya.
d. Pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan (berkenaan dengan tujuan penelitian).
e, Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah terbaik.
f. Hindari pertanyaan,pernyataan atau sitilah bias, termasuk tidak menanyakan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang sugestif (mendorong responden untuk menjwab ke arah tertentu.
g. Angket yang dikirimkan haus disertai surat pengantar yang menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya. Perlu juga untuk melampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan sudah berprangko cukup.

Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.

Keuntungan wawancara adalah:
a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya.
c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden denagn mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.

Kerugian wawancara adalah:
a. Wawancara memerlukan biaya yang sangat untuk perjalanan dan uang harian pengumpulan data.
b. Wawancara hanya dapat menjangkau jumalh responden yang lebih kecil.
c. Kehadiran pewawancara mungkin menggangu responden.
d. Daftar pertanyaan untuk wawancara ini disebut sebagi inteview schedule. Sedangkan catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara (interview guide).

Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama dengan responden ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan:
a. Penampilan fisik
b. Sikap dan tingkah laku pewawancara
c. Identitas
d. Persiapan
e. Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau tanggapan responden.

Observasi
Observasi atau pengamatan  kegiatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengjukan pertanyaan-pertanyaan.

Keuntungan observasi adalah:
a. Data yang diperoleh adalah data yang segar.
b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Kerugian observasi adalah:
a. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.
b. Beberapa tingkah laku, bahkan bisa membahayakan jika diamati.
c. Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati, observasi dapat dibedakan menjadi:
#Observasi partisipan ( partcipant observation): pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati.
#Observasi tak partisipasi (nonparticipant observation): pengamat berada di luar subjek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observaasi juga dibedakan menjadi dua bagian:
#Observasi tak berstruktur: pengamat tidak membawa catatan tingkah laku apa saja yang secara khusus akan diamati.
#Observasi berstruktur: peneliti memusatkan perhatian pada tingkah laku tertentu sehingga dapat dibuat pedoman tetang tingkah laku apa saja yang harus diamati.

Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadikan dokumena primer ( dokumen yang ditullis oleh orang yang langsung mengalami suatau peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.

Keuntungan studi dokumentasi adalah:
a. Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian
b. Tak kreatif. Karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpulan data.
c. Analisis longitudinal, menjangkau jauh ke masa lalu
d. Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar karena biaya yang diperlukan relatif kecil.

Kerugian studi dokumentasi adalah:
a. Bias, karena dokumen yang dibuat tidak untuk kep[erluan penelitian, maka data yang tersedia mungkin bias
b. Tersedia secra selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain.
c. Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian.
d. Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan dokumen yang berbeda dengan tujuan penelitian, maka formatnya juga dapat bermacam-macam sehingga bisa mempersulit pengumpulan data.
e. Sebagaimana metode historik, dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik tehadap sumber data, baik kritik internal maupun kritik eksternal.

Jenis-jenis Data

a. Cara Memperoleh
Dilihat dari cara memperolehnya, kita mengenal data primer dan data sekunder.
1) Data primer adalah
data yang diperoleh dari sumber aslinya. Atau dapat dikatakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan dari sumber pertama.
2) Data sekunder
adalah data yang diperoleh bukan dari sumber asli atau sumber pertama. Atau dengan kata lain hasil dari pengumpulan data oleh pihak lain. Data sekunder ini dapat diperoleh dari majalah, jurnal-jurnal ilmiah, skripsi, tesis, desertasi, laporan penelitian terdahulu, surat kabar, internet, dan media lainnya.


b. Sumber
Menurut sumbernya, kita dapat mengklasifikasikan data atas data internal dan data eksternal.
1) Data internal
adalah data yang menggambarkan keadaan di dalam suatu organisasi.
2) Data eksternal
adalah data yang menggambarkan sesuatu di luar organisasi.


c. Sifat
Apabila dilihat dari sifatnya, data dapat kita golongkan atas data kualitatif dan data kuantitatif.
1) Data kualitatif
adalah data yang tidak dapat diwujudkan dengan angka, huruf, indeks, dan lain sebagainya yang bersifat numerik. Biasanya data ini bersifat verbal (kata-kata).
2) Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka, tabel, indeks, huruf, atau dikatakan sebagai data yang bersifat numerik.

d. Waktu Pengumpulan
Dilihat dari waktu pengumpulannya, data dibedakan atas cross-section data dan time series data.
1) Cross-section data
adalah data yang dikumpulkan pada waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan waktu itu.
2) Time series data
adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu pertumbuhan.


e. Interpretasi (penafsiran)
Berdasarkan interpretasi atau penafsirannya, kita mengenal data faktual dan data nonfaktual.
1) Data faktual
adalah data yang diperoleh dari subjek berdasarkan anggapan bahwa memang subjeklah yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan peneliti berasumsi bahwa informasi yang diberikan oleh subjek adalah benar.
2) Data nonfaktual
adalah data mengenai subjek penelitian yang perlu digali secara tidak langsung melalui cara-cara pengukuran, karena subjek biasanya tidak mengetahui faktanya

Pengertian Variabel

Menurut beberapa ahli, pengertian variabel adalah sebagai berikut:
1.    Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
2.    Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
3.    Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
4.    M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
5.    Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang).

Dari pengertian-pengertian variabel menurut para ahli tersebut di atas,maka dapat diambil kesimpulan bahwa Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian.

Macam-macam Variabel

1.    Variabel Kuantitatif.

a.    Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.

b.    Variabel kontinum
1)    Variabel  Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2)    Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km,
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3)    Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.

2.    Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.

3.    Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

4.    Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.

5.    Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.

6.    Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

7.    Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.


Sumber: